Bukittinggi – UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta mengimplementasikan paradigma kegiatan yang berbasis inklusi sosial dengan mengadakan kegiatan Workshop Redesain Kemasan Produk Inovatif. Kegiatan ini merupakan salah satu Program Prioritas Nasional: Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yaitu suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Workshop Redesain Kemasan Produk Inovatif ini dimaksudkan untuk membekali peserta supaya menguasai teknik desain kemasan produk dan bertujuan untuk memberikan ilmu tentang teknik desain kemasan produk yang memiliki nilai komersil serta inovatif.
Sebelum pelaksanaan Workshop, dilakukan technical meeting guna penajaman konsep, penyamaan persepsi dan penyempurnaan teknis pelaksanaan. Menghadirkan para narasumber yang nantinya akan mengisi materi. Kemudian dibuka pendaftaran peserta selama kurang lebih 1 bulan. Dari 224 pendaftar, dipilih Peserta workshop berjumlah 50 orang. Dari 50 peserta tersebut, 21 diantaranya memiliki produk cemilan, 9 peserta dengan produk minuman, 9 peserta dengan produk kerajinan tangan, 4 makanan berat dan 7 peserta merupakan pekerja lepas desainer grafis.
Workshop Redesain Kemasan Produk Inovatif sendiri dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 7 hingga 9 November 2022 di Grand Ballroom, Grand Royal Denai Hotel, Bukittinggi.
Hari pertama pelaksanaan workshop, peserta dibekali ilmu tentang Dasar Desain Kemasan oleh Adityayoga, seorang Dosen senior dengan pengalaman 15 tahun lebih di lembaga seni dan universitas terkemuka Indonesia. Berfokus pada branding, desain identitas, desain produk, desain editorial, kreatif berpikir, dan fotografi. Peserta diberikan insight mengenai kemasan yang baik, benar, efektif dan tentunya inovatif. Kegiatan berjalan interaktif dengan diskusi terbuka dengan para peserta. Di sesi selanjutnya, Adityayoga memberikan evaluasi dari kemasan produk yang dibawa peserta dengan metode sampling. Feedback dari konsumen juga merupakan kunci utama. Adityayoga juga menjelaskan teori keterbacaan desain kemasan dengan metode role playing, dimana peserta ada yang berperan sebagai produsen dan konsumen serta saling memberikan feedback satu sama lain.
Reymond Lee, seorang desainer kemasan dan founder lee design associates & pack me up memberikan materi pada hari kedua pelaksanaan Workshop. Sebagai seorang desainer kemasan, tentunya Reymond memiliki pengetahuan luas untuk mendesain sebuah kemasan yang impactful. Reymond menyampaikan materinya yang berjudul Strategi Desain Kemasan yang Inovatif dan Menjual untuk Produk UMKM. Reymond menjelaskan bahwa desain kemasan merupakan salah satu bentuk komunikasi secara visual antara produsen atau produk dengan konsumen. Maka dari itu diperlukan beberapa tahapan fundamental mulai dari brainstorming hingga eksekusi untuk mendapatkan desain kemasan yang inovatif. Di sesi kedua, Reymond melakukan Demo secara langsung mendesain sebuah kemasan yang diambil dari hasil brainstorming para peserta. Peserta kemudian mengikuti tahapan demi tahapan yang didemokan langsung oleh Reymond. Setelahnya, peserta diberikan tugas untuk membuat redesain kemasan produknya masing-masing.
Hari ketiga sekaligus hari terakhir pelaksanaan Workshop diisi oleh Ryan Angkawijaya, seorang pengusaha muda dan Founder sekaligus CEO PT. Rambut Nenek Indonesia (Snazzy Boom). Snazzy Boom, cemilan manis tradisional yang dimodernisasi oleh Ryan memiliki kemasan yang bukan saja menarik, namun juga inovatif karena bisa dimanfaatkan kembali untuk beragam kebutuhan. Ini mengantarkan Ryan memberikan materi berjudul Efektivitas Desain Kemasan dan Impact Desain Kemasan ke Pasar. Ryan juga membekali peserta tentang bagaimana mengelola bisnis yang baik dan memiliki goals yang pasti. Diselingi gaya jenaka dan diskusi seru, Ryan mengajak peserta untuk melakukan Business Breakdown dengan metode teamwork challenge. Masing-masing tim memainkan perannya sebagai satu kesatuan tim perusahaan yang baru memulai bisnis dan mempresentasikan bisnisnya dihadapan peserta lain untuk sama-sama belajar tentang proses menciptakan dan mengembangkan sebuah produk.
Kegiatan workshop kemudian dilanjutkan dengan pengumuman peserta dengan tugas redesain kemasan terbaik. Kemudian secara resmi ditutup oleh Koordinator Layanan Informasi dan Kerja Sama Perpustakaan, Meindria, S.Sos, M.I.Kom.
Berangkat dari melemahnya perekonomian bangsa pasca pandemi, diharapkan melalui Workshop ini para peserta yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM agar turut andil dalam membangkitkan kembali perekonomian bangsa secara bertahap. Melalui langkah kecil yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan, bukan tidak mungkin jika bangsa kita dapat menjadi salah satu raksasa perekonomian dunia dan memberikan kesejahteraan merata pada rakyatnya. Sebijak kata sang proklamator, Hatta, “Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita.”
Penulis : Rendy Oktriananda
Penyunting : Christyawan Ridanto Pitoyo
Fotografer : Basitungkin Media Production