Berita

Koleksi Bung Hatta - Berita - Bung Hatta Review
Berita

Bung Hatta Review

Bung Hatta nama yang akrab dan sering kita dengar.  Bung Hatta mempunyai nama lengkap Dr. (H.C) Drs. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Bukittinggi adalah sebuah kota kecil yang indah, letaknya diujung kaki gunung Merapi dan gunung Singgalang. Di antara Bukittinggi dan gunung Singgalang terbentang sebuah ngarai yang dalam dan sangat indah pemandangannya. Bukittinggi banyak dikelilingi gunung, diantaranya sebelah timur tampak gunung sago dan apabila tidak ada kabut, kita bisa melihat gunung Pasaman jauh sebelah barat laut yang terkenal dalam dongeng sebagai gunung yang mengandung emas. Ngarai, gunung-gunung dan bukit-bukit itu memberikan pemandangan yang indah di kota Bukittinggi. Hawanya sejuk, pada malam hari udaranya dingin. Tidak kalah dengan kota Bandung. Pada masa penjajahan Belanda orang yang berkuasa menyebut dan menamai Bukittinggi Fort de Kock. Inilah nama resminya, tetapi rakyat setempat selalu menyebutnya Bukittinggi.

Tempat Bung Hatta dilahirkan berada tepat di Aur Tajungkang, yakni berada dipinggir kota pada jalan yang menuju ke Payakumbuh, arah timur. Rumah Bung Hatta sendiri bertingkat dua yang terbuat dari papan dan atapnya dari seng. Dari tempat itu, Bung Hatta dan keluarganya dapat melihat dan menikmati pemandangan dua gunung yang indah yaitu gunung Merapi dan gunung Singgalang. Dibagian belakang rumah Bung Hatta ada sebuah kolam yang berisikan ikan gurami. Kakek Bung Hatta yang bernama Ilyas Baginda Marah sering mengirimi ikan tersebut ke orang-orang Belanda yang berkuasa saat itu sehingga memiliki hubungan yang baik. Sebaliknya, pada saat Idul Fitri mereka mengirimi cerutu yang tersohor pada saat itu kepada kakek Bung Hatta. Akibat hubungan yang baik itu, disitulah Bung Hatta mendapat kesempatan untuk masuk sekolah Belanda.  Dekat rumah Bung Hatta terdapat sawah-sawah yang luas dan ditengah-tengah sawah itu kurang lebih setengah kilometer jaraknya dari rumah Bung Hatta ada kampung bernama Tengah Sawah. Dikampung itu, tinggal seorang ulama besar yang terkenal sampai keluar daerah. Beliaulah yang membimbing Bung Hatta pertama kali tentang pengetahuan Islam. Ulama tersebut bernama Syekh Muhammad Djamil Djambek. 

Bung Hatta tumbuh sebagai anak yang tekun, pandai, dan juga disiplin dalam mengaji. Selain itu juga, ia merupakan sosok yang rendah hati, sederhana, dan memiliki kedalam pemikiran. Bung Hatta tumbuh menjadi sosok yang religius, namun ia juga tumbuh menjadi pribadi yang modern.

Siapa sangka, ternyata Bung Hatta gemar bermain sepak bola.  Dalam bukunya yang berjudul Memoir, Bung Hatta bercerita tentang perkumpulan sepak bolanya yang bernama Swallow. Dalam referensi lainnya (Hatta Jejak yang Melampaui Zaman, 2010) juga menyebutkan bahwa Bung Hatta semasa remajanya pernah bergabung dengan klub sepak bola Padang, yang bernama Young Fellow. Klub ini beranggotakan anak-anak Belanda dan Pribumi. Dari cerita yang kita dapat dari Mathias Doesky Pandoe yang merupakan wartawan kelahiran 10 Mei 1930 dari Padang mendapatkan cerita dari teman-temannya bahwa wakil Presiden RI pertama kita ini adalah seorang gelandang tengah yang sangat tangguh dalam permainan sepak bola. Orang–orang Belanda yang sering bermain bola dengannya mengatakan bahwa Bung Hatta sukar diterobos dan diberi julukan Onpas Seerbaar.

Waah.. apakah Bung Hatta juga tidak bisa diterobos oleh pemain sepak bola saat ini sekelas Cristian Ronaldo ataupun Bung Hatta menjadi gelandang Tengah sekelas Messi? Seperti yang dikatakan sebelumnya, selain tumbuh menjadi sosok yang religius, namun tumbuh juga menjadi pribadi yang modern.

Penulis :  Maynardo Ricard
Penyunting Siti Robiah
Fotografer Maynardo Ricard

Galeri Berita


Image Image Image Image Image Image Image