Bukittinggi - UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Pegawai yang dikhususkan untuk para Pegawai Negari Sipil (PNS) dengan tema “Tingkatkan Inovasi Pelayanan Perpustakaan Berbasis Digital Dalam Penerapan Core Values Berakhlak Sebagai Pondasi Budaya Kerja ASN”. Kegiatan dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 23 – 25 Mei 2023. Dalam kegiatan ini, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta mengundang 3 Narasumber hebat sesuai dengan bidangnya yaitu: Ir. Wardi Nazman, M.Sc Arc Eng (Widyaiswara Ahli Madya PPSDM Bukitinggi), Palupi Mutiasih, M.Pd (Pegiat Literasi, Pendongeng, dan Penulis Cerita Anak), dan Annisa Tika Priatna, A.Md (Head of Social Media PT. Solusi Finansialku Indonesia).
Kegiatan dipandu oleh Johar Dwiaji Putra, S.I.Kom. Kegiatan ini dilakukan dengan membagi jumlah pegawai menjadi 2 sesi yaitu pagi dan siang hal ini dikarenakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta harus tetap buka melayani sebagaimana mestinya sehingga dibagi bergilir pegawai yang bertugas dan mengikuti bimbingan teknis. Kegiatan diawali dengan pembukaan, sambutan Kepala UPT Perpustakaan Proklamtor Bung Hatta Leksi Hedrifa, S.Kom, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Perpustakaan, doa bersama dan dilanjutkan dengan paparan narasumber.
Pada hari pertama, materi kegiatan Bimbingan Teknis yaitu Peningkatan Budaya Kerja ASN dalam menerapkan Kode Etik dan Kode Prilaku ASN, Penerapan nilai berAKHLAK sebagai Core Value dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang Profesional, Peningkatan Sikap Anti Korupsi bagi ASN, dan Peningkatan Inisiatif dan Semangat Melayani ASN kepada Masyarakat yang disampaikan oleh Wardi Nazman. Dalam menyampaikan materinya narasumber menggunakan metode ajar interaktif dengan menampilkan beberapa tayangan video dan meminta pendapat dari para peserta,
Wardi membuka kegiatan dengan menayangkan lagu Indonesia raya dengan lirik pertama yang memiliki 3 stanza. Lirik “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya” merupakan pesan yang menjadi tanggungjawab dan salah satu tugas pokok UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui gudang ilmu. Wardi menyampaikan pula bahwa bekerja dengan ikhlas untuk dapat menjadi masyarakat sejahtera dan kita sebagai pelayan masyarakat dapat memperoleh tujuan utama dari organisasi kita yaitu dengan menerapkan sikap “Menolong bukanlah pekerjaan” dalam sebuah tayangan video. Dapat diambil kesimpulan bahwa menolong adalah tanggung jawab dan keharusan dan apa yang dilakukan sekarang adalah apa yang akan terjadi dimasa depan. Narasumber juga memberikan materi mengenai korupsi. Korupsi adalah tindakan yang melanggar norma-norma hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang berakibat rusaknya tatanan hukum, politik, administrasi, manajemen, sosial dan budaya serta berakibat pula terhadap terampasnya hak-hak rakyat yang semestinya didapat. Adapun 3 tingkatan korupsi yakni, betrayal of trust (pengkhianatan kepercayaan), abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan), dan material benefit (mendapatkan keuntungan material).
Dalam pelaksanaan tugasnya ASN memiliki 3 fungsi yaitu pelaksana kebijkaan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa serta memiliki tugas yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN merupakan pelayan yang dimana pelayan ini adalah seseorang yang patuh pada semua perintah, memenuhi kebutuhan sesuai dengan kesepakatan bersama. Sedangkan pelayanan adalah bentuk dan sikap yang diinginkan penerima layanan.
Kegiatan dilanjutkan pada hari kedua dengan narasumber Palupi Mutiasih. Dihari kedua ini fokus meteri yang diberikan narasumber berkaitan dengan : buku, anak, dan peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca yang dikemas dalam tema “Asiknya Bercerita dan Menulis Cerita”.
Bercerita itu seru bagi anak-anak karena lewat cerita mereka merasa kasih sayang ditunjukkan oleh orang tua atau orang dewasa disekitarnya melalui cerita yang disampaikan kepada mereka. Cerita atau bercerita mempunyai kekuatannya tersendiri. Sebuah cerita atau aktivitas bercerita mempunyai peran tersendiri dalam pembentukan karakter seorang anak, dimana dengan medengarkan sebuah cerita sang anak dapat memiliki karakter yang baik, terjalinnya ikatan antara anak dan orang tua, dan membuat otak anak berkembang pesat.
Bercerita dapat merangsang perkembangan otak anak dimulai dari usia 4 bulan di dalam kandungan. Terbukti saat membacakan buku kepada anak dalam kandungan dan direspon dengan ketukan, tendangan atau denyutnya. Otak akan lebih berkembang apabila membaca buku dibanding dengan menonton TV. Karena otak manusia memiliki 2 jenis ingatan: Short term memory yaitu proses mengingat yang berhubungan dengan hafalan seperti hafalan pelajaran saat sekolah; Long term memory : proses mengingat yang berhubungan dengan hal-hal yang menyenangkan dan baik seperti lirik lagu dll.
Dalam menyampaikan sebuah cerita atau bercerita pada anak dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa manfaat yaitu: otak lebih aktif dan optimal, memperkenalkan dan melatih kemampuan mendengar, memperkaya kosakata, melatih rentang perhatian dan mengingat, menjalin keakraban satu sama lain, dan menciptakan rasa saying. Kak Palupi juga menjelaskan bahwa anak akan tertarik dengan buku atau cerita jika dibacakan oleh orang tuanya dan diperkenalkan sejak kecil dengan buku. Dalam bercerita terdapat 2 metode yang dapat digunakan yaitu: Read aloud, yaitu membacakan buku secara nyaring kepada anak. Pada read aloud, kita akan terlebih dahulu membaca dan mengeksplorasi cerita sebelum membacakannya artinya ada proses belajar juga sebagai pembaca, dan tools utamanya adalah buku; yang kedua adalah Dongeng, tools yang digunakan bermacam-macam seperti alat peraga, boneka, dsb.
Dalam read aloud ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: memperkirakan isi bacaan menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian prelimier bacaan (sampul/bagian judul/halaman awal). Disini ditekankan pada literasi visual anak dari sampul: dimulai dari warna atau gambar yang ada di sampul, menyusun pertanyaan tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari bacaan. Untuk menghindari plagiat dan menghargai hak cipta, perlu disebutkan pengarang, ilustrator, dan penerbit dari bacaan tersebut, dan setelah membaca, kita dapat mengajukan pertanyaan tentang buku tersebut untuk memberikan kesan menarik kepada para pendengarnya. Selain itu dalam bercerita kita harus dapat mempersiapkan konten cerita yang menarik dan teknik BME (Beginning, Middle, Ending) dalam bercerita.
Setelah memahami secara teori mengenai bercerita dan pentingnya buku bagi anak serta peran kita sebagai pelayan perpustakaan yang mempunyai tugas meningkatkan minat baca dan mencerdasakan kehidupan bangsa, narasumber melanjutkan kegiatan dengan sesi praktik. Kegiatan sesi praktik ini dibuat dengan seru dan menarik dimana dimulai dengan games pembagian kelompok dan dilanjutkan dengan latihan berimajinasi, dimana dalam membangun sebuah cerita anak hal yang paling dekat dengan anak adalah berimajinasi, maka kita sebagai orang dewasa haruslah menciptakan imajinasi untuk agar cerita yang kita sampaikan dapat dengan mudah dipahami anak-anak. Diakhir kegiatan Kak Palupi menutup dengan bernyanyi bersama, untuk membangkitkan semangat kita semua bahwa pentingnya bercerita dan pentingnya buku bagi anak-anak.
Kegiatan Bimbingan Teknis ini dilanjutkan pada hari ketiga dengan tema “Penggunaan Sosial Media untuk Wadah Pelayanan Pubik” yang disampaikan oleh Annisa Tika Priatna. Annisa menjelaskan saat ini manfaat sosial media bukan hanya untuk ajang berbagi momen atau cerita namun juga sebagai tempat bisnis dan personal branding. Sosial media marketing adalah aktifitas yang dilakukan di sosial media dengan konsisten, seperti membuat konten, membangun komunikasi dan trust dengan audience, serta mengelola pesan yang akan disampaikan. Sosial media menjadi sangat penting saat ini karena semua hal seperti bisnis, organisasi, instansi dll dibutuhkan keberadaannya di sosial media. Narasumber menjelaskan bahwa algoritma dasar dalam sosial media yaitu : Konten, Audience, dan Performance review. Adapun 3 hal yang perlu disiapkan dalam membuat konten yaitu : Membuat konten untuk siapa ?, Bagaimana cara berpikir orang tersebut ? dan Apa yang orang tersebut inginkan ?, agar segala konten yang ditayangkan atau dibuat suatu organisasi dapat relevan dengan kebutuhan audience. Kunci dalam membuat konten: research hot problem audience dan hot desire audience.
Setelah memberikan penjelasan dasar mengenai konten dan peran pentingnya media sosial dalam pelayanan publik narasumber memberikan praktik dalam pembuatan konten dimedia sosial seperti reels rekomendasi buku. 3 hal yang membuat konten kita itu berbeda dengan konten-konten lainnya yaitu: Tone: cara penyampaian konten, Manners: personality yang muncul dalam konten, dan Voice: pemikiran/ide personal tentang suatu topik. Adapun Framework konten viral yaitu :
a. Social Currency : rasa ingin dilihat, keren, dll
b. Trigger : pemicu apa yang akan menjadi top of mind
c. Emotion : share sesuatu yang disuka
d. Public : membuat konten yang tabu di sosial media tanpa sensor
e. Practical Value : konten praktis yang membantu audience
f. Stories : cerita yang mudah mendapatkan share
Sesi terakhir kegiatan ditutup dengan diskusi dan tanya jawab peserta dengan narasumber. Setelah itu, kegiatan ditutup oleh Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dengan memberikan cindera mata dan sertifikat narasumber serta foto bersama oleh seluruh peserta kegiatan.
Penulis | : Hestianna |
Penyunting | : Christyawan Ridanto Pitoyo |
Fotografer | : Panitia Bimtek |